Pembaharu.ID, Jakarta | Kinerja ekonomi inggris tahun 2020 diperkirakan akan mengalami tekanan yang kuat.
Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II 2020 tercatat kontraksi 20,4%, yang pada kuartal I ekonomi Inggris mengalami minus 2,2% kondisi ini menyebabkan Inggris mengalami resesi ekonomi.
Menurut gambaran Office for National Statistics (ONS) yang di kutip dari The Guardian mencatat bahwa Inggris mengalami terparah sepanjang sejarah perekonomiannya.
Kontraksi ekonomi ini menjadi salah satu jembatan menuju resesi yang dilaporkan telah menimpa beberapa negara maju seperti Inggris.
Laju perekonomian Indonesia dilaporkan minus 5,32 % pada kuartal II oleh Badan Pusat Statistik.
Laporan lembaga statistik ini menjadi alarm bagi Indonesia untuk mengembangkan strategi pemulihan ekonomi akibat Covid-19 yang melanda banyak negara-negara di dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perlu menerapkan strategi pemulihan ekonomi untuk mencegah hal yang sama pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 yaitu dengan meningkatkan belanja pemerintah melalui implementasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disampaikan saat konferensi video Rabu, (05/08/2020).
Sebelumnya, berkaitan dengan program PEN pada acara Kajian Tengah Tahun Indef di Jakarta pada Selasa, (21/7) lalu, Ahmad Erani Yustika selaku ekonom senior di Institute for Development of Economics and finance mengatakan efektivitas pemerintah untuk memacu ekonomi dari supply demand belum optimal. Artinya strategi pemulihan ekonomi memerlukan eksekusi cepat dan efektif.
Ia mengatakan bahwa program PEN akan menjadi mubazir jika kurang tepat sasaran ditambah eksekusi yang cenderung lambat.
Resesi yang terjadi pada negara-negara maju dan kontraksi ekonomi Indonesia kuartal II 2020 menjadi dorongan yang kuat bagi seluruh pemangku kebijakan untuk secara cepat mengeksekusi program-program pemulihan ekonomi.
Erani menambahkan bahwa peran masyarakat dan dunia usaha sangat penting untuk memulihkan ekonomi nasional. (Dod)
Penulis: Dod
Editor: Pik