Pembaharu.ID, Jakarta – RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi pembahasan serius oleh DPR hingga memicu demonstrasi di berbagai daerah yang diikuti kaum buruh, mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya.
Hingga akhirnya, DPR dan Pemerintah resmi menyelesaiakan pembahasan RUU Omnibus Law di tingkat I DPR, meski di tengah banyaknya aksi penolakan.
Setelah itu, RUU tersebut tinggal disahkan saat Rapat Paripurna pada Kamis, 8 Oktober 2020 mendatang untuk kemudian diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Mewakili Partai Demokrat, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Jansen Sitandaon memiliki sikap berbeda dengan DPR dan Pemerintah.
Jansen Sitindaon dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap Omnibus Law karena berpotensi bisa mengesampingkan keadilan sosial. Melalui akun Twitternya @jansen_jsp, ia memprotes keputuasan soal Omnibus Law tersebut.
“Bus yang baik adalah mengantarkan semua penumpangya dengan selamat. Menghianati keadilan sosial dan falsafah kita bernegara jika segelintir yang duduk di kursi bisnis selamat, yang dikursi ekonomi menderita. Karna bus ini untuk seluruh rakyat Indonesia,” jelas jansen.
Dalam cuitannya tersebut, Jansen menyertakan tangkapan layar pernyataan sikap dari Partai Demokrat terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Isi pernyataan sikap Partai Demokrat tersebut salah satunya memberi saran kepada DPR dan pemerintah untuk melakukan pembahasan yang lebih komprehensif.
“Kami menilai banyak hal yang harus dibahas kembali secara lebih mendalam dan komprehensif. Kita tidak perlu terburu-buru. Kami menyarankan agar dilakukan pembahasan yang lebih utuh dan melibatkan berbagai stakeholders yang berkepentingan. Ini penting, agar produk hukum yang dihasilkan oleh RUU Ciptaker ini tidak berat sebelah, berkeadilan sosial, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang sebenarnya,” demikian keterangan dalam pernyataan Partai Demokrat itu.
Kicauan Jansen Sitindaon mewakili Partai Demokrat tersebut langsung mendapat beragam respon dari warganet pengguna Twitter.
“Bang suarakan terus ya bang, kami meminta bantuan Partai Demokrat untuk menolak dengan lantang di senayan. Kabarkan ke kami apabila butuh massa untuk menggagalkan itu. Kami para mahasiswa dan buruh siap turun dan bergerak” ujar salah satu warganet, @hamsyahp*****
“Saya sebagai kaum buruh hanya bisa pasrah, suara para ahli dan pengamat pun tak mereka dengar, apalagi saya, berteriak hingga suara habis pun tak akan mereka dengarkan. Demokrasi sudah mati, keadilan diperkosa oleh nafsu bejad penguasa” sahut warga net lainnya @UjangRuk*****